ldhena

༻✿༺

  • 🏡
  • Berkata
    • Curhat
    • Esai
  • Berniaga
  • Berkreasi
    • Masak-Masak
    • Karya

CATEGORY >

Dalam rangka malas jajan-jajan di luar untuk menu berbuka, kali ini saya coba recook resep bubur sumsum yang dulu suka dibuat oleh Almh. Mama. Beberapa kali beli bubur sumsum sebagai tajil berbuka puasa, tapi selalu kurang puas dengan tekstur dan rasanya. 
Namun, yang saya paling ingat dalam membuat bubur ini adalah butuh effort lebih dalam mengaduknya, supaya bubur menjadi kental merata dan tidak gosong. 

Dengan bahan-bahan yang sangat mudah ditemui di pasaran, langsung saja, berikut resep simpelnya (untuk 4-5 porsi).

Bahan-bahan bubur sumsum:
300 ml air
100 gr tepung beras
Secukupnya garam
400 ml santan (sudah berupa campuran 1 pcs santan kara instan dengan air atau full air santan kelapa asli is good) 
1 sdt essence pandan/selembar daun pandan

Resep air gula merah:
100 gr gula merah atau 3 pcs gula merah bulat
150 ml air
Secukupnya garam (ini sejumput saja sudah oke, hanya untuk memberi rasa gurih)
1 sdt essence pandan/selembar daun pandan

Cara membuat bubur sumsum:
  • Saring terlebih dulu tepung beras dengan saringan untuk menghilangkan kotoran dan mendapatkan tekstur tepung yang lembut.
  • Masukkan air ke dalam panci dan campurkan tepung beras. 
  • Tambahkan sedikit demi sedikit air santan, garam dan pandan.
  • Masak hingga mengental dan tidak ada tepung yang menggumpal. 
  • Aduk terus dengan api kecil maupun sedang hingga bubur menjadi lembut. Sebaiknya, jangan mengaduk bubur sampai ke dasar pinggiran panci, karena biasanya akan ada bagian bubur yang sudah mengerak dan rasanya pahit.
Tips!
Masak buburnya dulu biar fokus, jangan disambi masak air gula, biasanya lupa diaduk buburnya dan jadi gosong😁

Next, cara membuat air gula merah:
  • Masukkan air ke dalam panci, campurkan gula merah, pandan dan masak dengan api sedang, lalu aduk hingga merata.
  • Apabila sudah mendidih angkat dan saring air gula untuk menghilangkan ampas.
  • Sajikan bubur dengan dicampur air gula ketika ingin langsung disantap. 
Jika bubur dan air gula sudah tidak terlalu panas bisa masukkan ke dalam kulkas agar lebih awet. Buat saya pribadi, bubur sumsum pun akan lebih enak jika dimakan ketika dingin. So, let's recook this recipe and enjoy!



Share on:

Beberapa kali menonton karya Yandy Laurens, rasanya gak pernah mengecewakan. Mulai dari web series Sore, film Keluarga Cemara sampai Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. Setiap karya yang disutradarainya membuat penonton tidak perlu berpikir terlalu berat. Ditambah lagi, saya belum pernah menemukan hal-hal yang cringe di setiap karya beliau, jadi semua terasa begitu pas. Ya, mungkin karena saya pecinta film/series yang ringan-ringan juga, jadi setiap karya Yandy Laurens selalu menyenangkan untuk ditonton sampai akhir.

In Yandy Laurens we trust!

Tahun ini, salah satu film karya Yandy Laurens rilis berjudul Satu Kakak Tujuh Ponakan. Film ini pun ternyata adaptasi dari sebuah sinetron di tahun 90an dengan judul yang sama. Saya belum pernah menonton series aslinya, tapi sudah cukup terbayang film ini akan berkisah tentang seseorang yang repot mengurus banyak keponakan (seperti saya😂). 

Film ini mengisahkan sosok Moko seorang mahasiswa arsitektur yang tinggal bersama keluarga Kakaknya (Agnes dan Atmo) dengan memiliki 4 orang anak. Sejak keponakan-keponakannya lahir, Moko tidak mau dipanggil sebagai "om", namun ia lebih suka jika disebut sebagai "kakak". 

Ketika Moko sudah memasuki tingkat akhir perkuliahannya, kakak iparnya (Atmo) dan tak lama kakak kandungnya (Agnes) meninggal dunia dalam jarak waktu yang berdekatan. Atmo meninggal dunia karena serangan jantung, sementara nyawa Agnes tidak terselamatkan ketika melahirkan anak keempaatnya, Ima. Alhasil, almarhum/almarhumah kakak dan kakak ipar Moko meninggalkan 4 orang anak yang harus diasuhnya (Nina, Woko, Ano, Ima).

Ponakannya cuma ada 4, terus 3 lagi mana? Yap, di sinilah satu per satu konflik mulai timbul. Ketika suatu hari, mantan guru les piano Moko bernama Pak Nanang menitipkan anaknya, Ais, untuk turut diasuh oleh Moko. Kebayang sih capeknya, mengurus 4 anak kecil saja rasanya sudah berat, lalu dapat amanah lagi buat mengasuh anak orang😖

"Pokoknya Ais janji akan jadi anak baik dan gak akan ngerepotin, sama sekali", ucap janji gadis berambut keriting ini kepada Moko. Dan janji itupun benar dipenuhi oleh Ais, karena Ais mampu menjadi anggota keluarga Moko yang menyenangkan, saling menyayangi satu sama lain dan sama sekali gak ngerepotin *peluk Ais*. 

1 kakak 5 ponakan 2 beban

Akan terjawab rasa penasaran "kenapa ada 7 ponakan?, dan yap, masalah yang sesungguhnya justru datang dari kakak kandung (Osa) dan kakak iparnya Moko (Eka). Kehadiran Mas Eka dan Kak Osa justru menjadi "beban" sesungguhnya bagi Moko. Bahkan Mas Eka sudah memvalidasi sendiri "Biasanya orang sungkan akan selalu dipertemukan dengan orang ga tau diri".

..boleh dong saling memperjuangkan?

Part romance memang paling menyenangkan, apalagi kalau couple-nya sama-sama greenflag. Jadi kalau dilihat hidup Moko kayaknya tuh sedih banget, ternyata engga juga, soalnya ada Maurin si support system terbaik yang selalu ada di sisinya. Bahkan di saat Moko berada di titik terendah sekalipun, Maurin masih setia buat nemenin Moko dan berjuang buat hubungan mereka. Ya Allah mau Maurin versi cowok😹

Film ini mendapatkan banyak respon positif di social media, walau memang saya sempat menemukan ada beberapa kritik karena katanya beberapa scene Moko as a anak arsi gak terlalu relevan di dunia arsitektur, apa iya? Bagi orang-orang awam seperti saya mungkin tidak terlalu menganggu, tapi bolehlah kalau ada anak arsi mau kasih komen silakan banget ya!

Sebuah film yang hangat, menyenangkan, gak menye-menye. Pas banget ditonton sama keluarga, teman maupun pasangan kalian. Recommended by jurnaldhena!⭐⭐⭐⭐

Share on:


Sambut tahun baru dengan resolusi-resolusi yang (mungkin) banyak belum tercapai di tahun lalu.
Gak papa. Kita coba lagi dari awal. Sudah bisa bertahan hingga saat ini juga sebuah pencapaian terbaik bukan?😌

-jurnaldhena
Share on:
  • ← Previous post
  • Next Post →
  • Menulis dan berbagi, agar tak tergerus akal imitasi
  • Pembelajar seumur hidup
120x120

ldhena

Author

TULISAN LDHENA

Menulis bersama LDHENA

Terfavorit

  • Review Film : 1 Kakak 7 Ponakan
    Beberapa kali menonton karya Yandy Laurens, rasanya gak pernah mengecewakan. Mulai dari web series Sore, film Keluarga Cemara sampai Jatuh C...
  • Resep Bubur Sumsum Gula Merah
    Dalam rangka malas jajan-jajan di luar untuk menu berbuka, kali ini saya coba recook resep bubur sumsum yang dulu suka dibuat oleh Almh. Mam...
  • Berburu Buku di IIBF - Indonesia International Book Fair 2024
    Killing time  kali ini menyempatkan untuk hadir di acara  Indonesia International Book Fair 2024. Di tahun ini, IIBF diadakan dari tanggal 2...
  • Kembali Menghidupkan Hidup
    Sambut tahun baru dengan resolusi-resolusi yang (mungkin) banyak belum tercapai di tahun lalu. Gak papa. Kita coba lagi dari awal. Sudah bis...
  • Recap of Dar Der Dor 2024
    Terima kasih Linda sudah bertahan hingga penghujung akhir 2024. Tahun yang begitu banyak kejutan di dalamnya. Rezeki berupa nikmat sehat dan...

PORTOFOLIO LDHENA

Cek!

Kumpulan Goresan

  • ▼  2025 (3)
    • ▼  Maret (1)
      • Resep Bubur Sumsum Gula Merah
    • ►  Februari (1)
      • Review Film : 1 Kakak 7 Ponakan
    • ►  Januari (1)
      • Kembali Menghidupkan Hidup
  • ►  2024 (10)
    • ►  Desember (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2023 (7)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2022 (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (1)
    • ►  Oktober (1)
  • ►  2020 (4)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2019 (1)
    • ►  Desember (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2017 (3)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2015 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2012 (4)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (1)
  • ►  2011 (2)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)

BLOGGER PEREMPUAN NETWORK

INDONESIAN BLOGGER COMMUNITY

Statistik

Profile Linkedin Facebook Twitter Tiktok Instagram

ldhena

༻✿༺

Created By SoraTemplates | Distributed By Gooyaabi Templates Vector by Freepik