Sudah hari ke berapa sekarang di 2020? Sudah berapa hari kita untuk stay #dirumahaja?
Waktu rasanya berjalan begitu lambat selama pandemik (kecuali Ramadhan, tau-tau udah selesai aja). Ya.. meskipun kehadirannya tak pernah diharapkan, kenyataannya Covid 19 menjadi sesuatu yang suka tak suka, mau tak mau, harus dihadapi dan diwaspadai (bukan ditakuti atau cuma dibangsat-bangsati).
Kalau Covid berwujud manusia, rasanya ingin bilang, Vid, gelud yok!
Berpuasa di tengah wabah Covid-19 - dimana ruang gerak serba terbatas - benar-benar menghilangkan Ramadhan vibes. Puasa rasanya sepi, gak bisa sholat di masjid (gue pribadi jarang ke masjid juga sih sebenernya), gak bisa bukber bareng teman-teman, mau jajan ta'jil pun juga dibatasi sama mama biar gak sering-sering keluar rumah. Pas Lebaran apalagi! Gak bisa mudik ke Purworejo buat ziarah Bapak, terbatas untuk silaturahmi ke rumah kerabat bahkan untuk keliling ke tetangga sekitar rumah.
Astagfirullah.. maaf, maaf. Malah jadi banyak ngeluhnya.
Terlalu sibuk melihat hal-hal yang gak sesuai dengan ekspektasi, sampai-sampai lupa mengapresiasi.
Bersyukur masih diberi kesehatan sama yang di atas sampai saat ini. Ada banyak orang yang bahkan untuk bernapas aja sulit.
Ada pekerjaan yang terpaksa ditangguhkan sampai waktu yang gak ditentukan, namun harus tetap bersyukur karena masih punya pekerjaan tetap yang masih bertahan.
Bersyukur masih bisa kerja dari rumah, dibandingkan dengan orang-orang yang harus bekerja di luar rumah.
Bersyukur masih bisa waras dan bahagia untuk tetap #dirumahaja, ada orang-orang yang justru mentalnya gak sehat kalau terus-terusan ada di rumah.
Tetap semangat..
Kita lewatin ini sama-sama..
Jaga kesehatan fisiknya..
Jaga kesehatan mentalnya..
Jaga jarak kalau terpaksa beraktivitas di luar rumah..
Tetap saling berempati, saling memahami, saling menguatkan..
Saling jaga
30 Mei 2020